TUGAS
KLASIFIKASI SEDERHANA DAN PRAKTEK
(
PERBEDAAN ANGLO AMERICAN CATALOGING RULES DENGAN RESOURCES DESCRIPTION AND
ACCESS )
Oleh :
Sayu Putu Sri Artasari ( 1612311008 )
Abstrak
Tujuan
dari tulisan ini adalah untuk menganalisis bagaimana perbedaan antara AACR dengan RDA, yang dimana AACR dan RDA
sangat berperan penting dalam dunia perpustakaan maupun teknologi informasi.
Dan dari keduanya tersebut masing-masing memiliki ciri khas tersendiri sehingga
digunakan diseluruh penjuru dunia. Sebagai mahasiswa ilmu Perpustakaan akan
sangat baik jika mampu mengetahui dan memahami perbedaan tentang AACR dan RDA.
Dalam menganalisa ini, akan menggunakan sumber dari internet baik berupa jurnal
maupun materi lainnya.
Kata
kunci : Katalog, AACR, RDA.
Latar
Belakang
Dalam dunia perpustakaan pengatalogan merupakan
kegiatan yang sangat penting yang harus ada dalam perpustakaan. Pengatalogan
ini sangat penting karena memiliki tujuan untuk mempercepat pustakawan dan
pengguna perpustakaan dalam mencari referensi ataupun koleksi-koleksi yang ada
diperpustakaan.
Katalog adalah alat telusur yang disediakan oleh
perpustakaan. Katalog bisa disusun berdasarkan alfabetis nama pengarang, judul,
nama penerbit dan lain-lain. Katalog juga merupakan presentasi ciri-ciri dari
sebuah bahan pustaka atau dokumen (misalnya: judul, pengarang, deskripsi fisik,
subjek) koleksi perpustakaan yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka
tersebut disusun secara sistematis.
Begitu banyaknya koleksi yang ada diperpustakaan
membuat para pustakawan harus lebih pintar dalam mensiasati ataupun menciptakan
sebuah program yang dapat membantu kegiatan pengatalogan agar lebih cepat dan
tepat. Sehingga teciptalah AACR atau Anglo American Cataloging Rules yang
merupakan pedoman pengatalogan dunia perpustakaan yang dirumuskan pada tahun
1967. Pedoman katolog AACR itu disesuaikan dengan berbagai amandemen dengan
tujuan penyempurnaan katalog. AACR hampir digunakan oleh seluruh perpustakaan
di seluruh dunia. AACR ini menjadi pedoman pengatalogan dari jenis koleksi
tercetak maupun audiovisual.
Namun seiring berkembangnya teknologi, AACR ini
semakin mengalami kemunduran yang membuat terciptalah pedoman pengatalogan baru
yang lebih ringkas dan mampu mencakup semua. Pedoman tersebut tidak lain adalah
RDA atau Resouces Description and Access yang merupakan pedoman pengatalogan
yang dirumuskan untuk menggantikan AACR yang tidak mampu menampung perkembangan
dunia informasi.
Karena sangat berpengaruhnya AACR dan RDA di dunia
perpustakaan maupun dalam informasi, maka perlunya analisis apa pengertian dari
AACR dan RDA, dan bagaimana perbedaan dari keduanya agar nanti tidak terjadi
kesalahan dalam pemahamannya.
Katalog
Katalog adalah alat telusur yang
disediakan oleh perpustakaan. Katalog bisa disusun berdasarkan alfabetis nama
pengarang, judul, nama penerbit dan lain-lain. Katalog juga merupakan
presentasi ciri-ciri dari sebuah bahan pustaka atau dokumen (misalnya: judul,
pengarang, deskripsi fisik, subjek) koleksi perpustakaan yang merupakan wakil
ringkas bahan pustaka tersebut yang disusun secara sistematis.
Katalog
juga merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “catalogus” yang
mempunyai arti daftar barang atau daftar benda yang disusun untuk tujuan
tertentu. Sedangkan katalog berdasarkan ilmu perpustakaan berarti daftar
berbagai jenis koleksi perpustakaan, seperti buku, serial, rekaman suara,
rekaman video, sumber elektronik, dll. yang disusun menurut standar tertentu.
(Perpustakaan RI, 2003)
Sesuai
perkembangan perpustakaan, ada beberapa bentuk katalog, yaitu
- katalog buku,
- katalog berkas, merupakan katalog kumpulan kertas,
- katalog kartu, yaitu kartu katalog berukuran 7,5 cm x 12,5 cm kemudian kartu katalog dijajarkan dalam laci katalog,
- katalog komputer (Online Public Access Catalog), yaitu katalog terbacakan komputer.
katalog
sangat penting dan harus ada di perpustakaan. Katalog merupakan wakil dari
suatu karya yang ada diperpustakaan atau sebagainya. Katalog dapat membantu
pustakawan dan pemustakanya dalam mencari koleksi yang diingkan dengan cepat
dan tepat.
Dalam
katalog, terdapat pedoman peraturan yang di rumuskan secara intenasional.
Sehingga dalam katalog tidak sembarangan dalam pembuatannya. Pedoman pembuatan
katalog ini yang akan dibahas, yaitu :
1.
Anglo American Cataloging Rules ( AACR )
AACR
merupakan pedoman pengatalogan yang hadir dalam dunia perpustakaan pada tahun
1967. Pedoman katolog itu disesuaikan dengan berbagai amandemen dengan tujuan
penyempurnaan katalog. AACR mempedomani pengatalogan dari jenis bahan pustaka
konvensional (koleksi tercetak dan audiovisual).
Struktur
AACR dibagi menjadi 2 bagian terdiri dari 26 bab dan ditambah dengan apendik A
s.d. E, Indeks. Bagian pertama mengenai deskripsi terdiri dari bab 1 sampai
dengan 13 bab. Sedangkan bagian kedua mengenai titik akses terdiri dari bab 21
sampai dengan bab 26.
Bagian
pertama, Bab 1 “Peraturan umum deskripsi” dapat diterapkan untuk semua jenis
bahan perpustakaan yang terdapat pada bab 2 sampai dengan bab 12. Peraturan
pada bagian pertama ini didasarkan atas kerangka umum untuk deskripsi bahan
perpustakaan: International Standard Bibliographic Description (General) = ISBD
(G). Sedangkan untuk peraturan yang lebih rinci diatur pada masing-masing jenis
bahan perpustakaan.
Karena
peraturan berdasarkan kerangka umum tersebut, maka penomoran peraturan pun
mengandung unsur mnemorik. Artinya, mudah diingat. Penomoran peraturan sebagai
berikut:No. Bab + No. Daerah + Kode Unsur + No Perincian.
Misalnya bila ada penomoran sebagai berikut: 3.1 maka peraturan ini untuk daerah judul dan pernyataan tanggung jawab pada bahan bahan kartografi. Angka 3 menunjukkan bab 3 (bahan kartografi) dan angka 1 menunjukkan (judul dan pernyataan tanggung jawab). Penomoran ini sangat mudah diingat.
Penggunaan GMD (General Material Designation) merupakan pernyataan tentang bahan umum yang ditulis setelah judul sebenarnya dengan penggunaan tanda kurung siku setelah judul sebenarnya [ ].
Namun,
seiring dengan perkembangan informasi global, pedoman katalog AACR tidak mampu
mendukung lagi. Hal ini disebabkan oleh berbagai kekurangan, seperti
ketidakmampuan AACR menampung informasi (jenis bahan pustaka digital) yang
berkembang di masa kini oleh perkembangan perpustakaan dan informasi.
Kekurangan
tersebut mendorong organisasi perpustakaan, yakni International Federation
Library Asosiasion (IFLA), American Library Asosiasion (ALA) , British Library,
dan Library of Congress untuk merancang pedoman pengatalogan baru. Pedoman
pengatalogan baru itu disebut dengan RDA (Resources Description and Access).
2. Resources
Description and Access
RDA
merupakan pedoman pengatalogan yang dirumuskan untuk menggantikan AACR yang
tidak mampu menampung perkembangan dunia informasi. RDA dapat menampung semua
jenis bahan pustaka baik itu dalam jenis tercetak maupun digital. RDA berkonsep
pada Functional Requirement Bibliographic Record (FRBR) yang memilki empat
konsep dalam mengindentifikasi bahan informasi, yaitu work, relationship,
expression, dan item.
RDA
diterbitkan pada tahun 2010 oleh The American Library Association (ISBN:
978-0-8389-1093-1), The Canadian Library Association (ISBN: 978-0-88802-335-3)
dan Clip: Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN:
978-185604-749-4). RDA versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and
Access (1096 halaman.) dan RDA element set view : part 1 Attributes (1288
halaman.) dan part 2 Relationship (384 halaman.).
Susunan
RDA terdiri dari tiga bagian utama, 10 seksi, 37 bab ditambah beberapa lampiran
(untuk penggunaan huruf kapital, singkatan, kata sandang, penyajian data
deskriptif dan data pengendalian titik temu), daftar istilah, dan index.
Ketebalan buku RDA berjumlah 2768 halaman. Ketiga bagian utama adalah sebagai
berikut:
Bagian
I – Resource Description (termasuk sasaran fungsional dan prinsip-prinsip
deskripsi sumber informasi) terdiri dari seksi 1 s.d. 4,
Bagian
II – Relationships atau hubungan (petunjuk umum tentang hubungan-hubungan,
termasuk individu, keluarga, badan korporasi, yang punya relationship dengan
sumber; sitasi untuk karya berhubungan, dan petunjuk khusus untuk beberapa
jenis karya tertentu) terdiri dari seksi 5 s.d 10
Bagian
III – Access Point Control (merumuskan titik akses atau titik temu dan mencatat
data yang digunakan dalam pengendalian titik temu) merupakan RDA Appendices.
Perbedaan
AACR dan RDAPrinsip dasar dari peraturan pengatalogan yang tertuang pada RDA adalah pengatalogan untuk sumber-sumber digital yang belum termuat didalam AACR, RDA juga dapat diterapkan dengan menggunakan standar metadata seperti MARC, MODS, perbedaan lainnya cara penulisan pada daerah deskripsi bibliofrafis sehingga pungtuasi ISBD tidak akan menjadi wajib lagi seperti halnya dengan AACR, tetapi menjadi pilihan dengan petunjuk aplikasinya di salah satu lampiran RDA. RDA diterbitkan oleh The American Library Association (ISBN: 978-0-8389-1093-1), The Canadian Library Association (ISBN: 978-0-88802-335-3) dan Clip: Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN: 978-185604-749-4). RDA versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and Access (1096 hlm.) dan RDA element set view : part 1 Attributes (1288 hlm.) dan part 2 Relationship (384 hlm.). Susunan RDA terdiri dari Pendahuluan, 10 bagian yang dibagi dalam 37 bab, Apendiks. Berikut beberapa perbedaan antara AACR2 dan RDA:

Kesimpulan
AACR
dan RDA ini memiliki fungsi yang sama namun dari keduanya RDA memiliki manfaat
yang lebih besar, dimana RDA cakupannya lebih luas, sehingga para perpustakaan di
dunia beralih dari AACR ke RDA yang dianggap lebih ringkas dan mampu mencakup
lebih luas.
Bibliography
RI, P. N. (2003). Perubahan Dari AACR2 ke RDA :
perbandingan dengan format MARC 21.
http://www.perpusnas.go.id/magazine/perubahan-dari-aacr2-ke-rdaperbandingan-dengan-format-marc-21/.
Rozi, F., &
Ardoni. (2012). Analisis Perbedaan AACR2 dan RDA. Jurnal Ilmu Informasi
Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 1, No. 1, September2012, Seri C ,
http://duniaperpustakaan.com/analisis-perbedaan-aacr2-dan-rda/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar