Minggu, 12 Februari 2017

Sejarah dan Perkembangan Klasifikasi secara umum



Sejarah dan Perkembangan Klasifikasi secara umum
“Perkembangan Klasifikasi berawal dari kehidupan sehari- hari hingga dalam pusat informasi dan perpustakaan”
Oleh :
Sayu Putu Sri Artasari ( 1612311008 )

Abstrak
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana awal terciptanya klasifikasi yang saat ini banyak digunakan dalam berbagai instansi maupun dalam kehidupan sederhana sehari – hari. Dilihat dari begitu banyak manfaat yang dirasakan dengan adanya klasifikasi ini. Perlu untuk kita ketahui bagaimana sejarah dan perkembangan klasifikasi ini sehingga menjadi suatu hal yang sangat berguna dalam kehidupan manusia. Perkembangan klasifikasi yang sangat pesat menjadi sesuatu yang unik untuk dibahas. Dalam menganalisa ini, akan digunakan beberapa persepsi dari beberapa pakar perpustakaan.
      Kata kunci : klasifikasi, informasi, perpustakaan, bibliografi, Dewey Decimal Classification.
Latar belakang
Manusia dalam melakukan kegiatan akan berfikir terlebih dahulu, apa yang akan dilakukan dan bagaimana manfaatnya nanti. Ketika manusia telah menemukan kegiatan yang bermanfaat, kegiatan tersebut akan dilakukan secara terus menerus yang nantinya mengalami peningkatan – peningkatan dan perubahan yang dapat dipakai dalam berbagai kegiatan. Contohnya seperti kegiatan dalam pengelompokkan suatu barang tertentu dimana misalnya barang yang berfungsi untuk kegiatan memasak akan di taruh didapur, begitu juga dengan barang yang berfungsi untuk tidur akan ditaruh pada tempat tidur. Hal ini tentunya berfungsi untuk mempermudahnya dalam nantinya melakukan kegiatan. Sehingga manusia menempatkannya pada tempat tertentu yang mengkhusus. Kegiatan seperti ini terus berlanjut karena dapat membantu mempermudah manusia. Manusia bernalar, untuk dapat melakukan penalaran, manusia harus memiliki kemampuan mengklasifikasi. Untuk membedakan objek, manusia harus menvisualisasi atau mengamat- amati objek. Klasifikasi membantu manusia menyusun pikiran dan kesan yang semula tidak teratur menjadi teratur. (Sulistyo-Basuki, 1993 ). Klasifikasi atau pengelompokkan yang dimana merupakan kegiatan yang tanpa disadari oleh manusia itu sendiri lalu berguna dalam perpustakaan.
Klasifikasi itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “ classis “. Klasifikasi adalah proses pengelompokkan yang artinya mengumpulkan benda / entitas yang sama serta memisahkan benda / entitas yang tidak sama. (Sulistyo-Basuki, 1993 ). Secara umum dapat dilihat jika klasifikasi merupakan kegiatan dalam penataan dan penggolongan suatu benda  sesuai dengan tata urutan sistematis. Klasifikasi sangat erat berhubungan dalam kehidupan sehari – hari ini. Klasifikasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia yang dapat berdampak baik pada kehidupan manusia. Klasifikasi  dapat memberikan keteraturan berfikir pada manusia dalam menyusun berbagai macam barang, file, atau sebagainya yang dapat menciptakan keteraturan. Saat ini sebagian besar manusia tidak menyadari jika dalam kehidupan sehari – hari sering melakukan kegiatan klasifikasi. Yang dimana klasifikasi sebenarnya dapat mempermudah kegiatan – kegiatan tertentu yang dilakukan manusia. Klasifikasi merupakan usaha pengelompokkan benda sesuai dengan kesamaan ciri – cirinya. Hal ini sudah pasti sering dilakukan manusia dalam kehidupan sehari – hari tanpa disadari. Secara umum klasifikasi bermanfaat dalam kehidupan manusia. Dalam hal menata suatu pengetahuan menjadi berurutan sesuai dengan tata urutan sistematis merupakan bentuk dari klasifikasi.
Klasifikasi banyak diterapkan dalam berbagai kegiatan manusia. Dalam dunia perpustakaan klasifikasi diterapkan pada pusat informasi dan perpustakaan, yang diberi definisi sebagai penyusunan sistematik terhadap buku dan bahan pustaka lain atau catalog atau entri indeks berdasarkan subjek, dalam cara paling berguna bagi mereka yang membaca atau mencari buku.         (Sulistyo-Basuki, 1993 ) . klasifikasi sangat berguna bagi segala kegiatan manusia mulai dari yang terkecil hingga kegiatan yang besar. Misalnya dalam rumah tangga pasti seseorang akan melakukan klasifikasi terhadap barang – barang yang berada dirumah yang ditempatkan sesuai jenis dan fungsinya.
 Perkembangan Klasifikasi
Klasifikasi yang kita tahu saat ini adalah bentuk kegiatan pengelompokkan yang dilakukan oleh manusia untuk untuk membedakan barang – barang atau makhluk hidup yang berbeda jenis, fungsi, dan sebagianya untuk dikelompokkan kedalam satu wadah yang nanti berguna untuk mempermudah dalam pencarian benda – benda ataupun yang lainnya.
Klasifikasi yang kita tahu sekarang, telah ada pada 2000 tahun yang lalu. Klasifikasi ini dilakukan oleh Aristoteles seorang ilmuan Yunani. Aristoteles pada zaman itu melakukan klasifikasi terhadap makhluk hidup yaitu tumbuhan dan hewan. Aristoteles mengatakan bahwa tumbuhan itu memiliki banyak klorofil dan tidak bisa perpindah tempat sedangkan hewan tidak memiliki klorofil tapi mampu berpindah tempat.
Dengan kegiatan yang dilakukan oleh Aristoteles tersebut, lalu seorang ilmuan perpustakaan yang bernama Melvil Dewey. Beliau menerbitkan klasifikasi persepuluhan dewey (DDC) pada tahun 1876 dengan judul “A Classification and subject indecks for a library”. Pada saat itu, DDC yang diterbitkan oleh Melvil Dewey masih sederhana hanya berjumlah 42 halaman, 12 hlm bagian pendahuluan, 12 hlm bagian bagan, dan 18 hlm indeks. ( Noprianto, 2014 )
Pengertian klasifikasi sendiri, terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang menyatakan bahwa, klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Penyusunan biasa dilakukan oleh manusia dalam kegiatannya melakukan pengelompokkan yang nantinya memberikannya  kemudahan dalam melakukan kegiatan. Penyusunan bersistem biasanya  sering diterapkan pada  instansi – instansi yang bertujuan untuk mempermudahnya dalam menyimpan ataupun mencari suatu  berkas – berkas maupun file – file yang diperlukan dengan cepat.
Dalam pemahaman tentang klasifikasi beberapa pakar juga memberikan pendapatnya seperti :
1.     Menurut Harrolds Librarians Glossary menyebutkan bahwa klasifikasi adalah pengelompokkan benda secara logis menurut ciri-ciri kesamaannya.
2.     Menurut Sulistyo Basuki, Klasifikasi adalah proses pengelompokkan/pengumpulan benda atau entitas yang sama, serta memisahkan benda atas entitas yang tidak sama.
Sehingga jika kita lihat  bahwa  klasifikasi merupakan kegiatan pengelompokkan benda yang memiliki ciri- ciri yang sama dan memisahkan yang tidak sama. Klasifikasi yang berawal dari kegiatan  kehidupan sehari – hari  manusia hingga digunakan dalam berbagai kegiatan perusahaan ataupun yang lainnya.
Ketika klasifikasi mulai berkembang, maka barulah seseorang menciptakan DDC ( Dewey Decimal Classification ) pertama kali yang diterbitkan oleh Melvil Dewey, DDC tersebut terus berkembang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Sampai sekarang telah banyak dilakukan penambahan subjek-subjek baru, perluasan notasi, perubahan lokasi karena selalu adanya perkembangan subjek. Tercatat bahwa 135 negara telah menggunakan DDC ini, dan telah diterjemahkan melebihi dari 30 bahasa dan juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Berikutnya pada tahun 1894 DDC kembali menerbitkan edisi baru, kali ini dalam edisi ringkas dan telah sampai pada edisi ke 12 pada tahun 1989. Edisi ringkas ini diterbitkan untuk perpustakaan yang koleksinya bersklala kecil, perpustakaan yang jumlah koleksinya masih dibawah  20.000 judul.            ( Noprianto, 2014 )
Klasifikasi juga diterapkan diberbagi ilmu  pengetahuan ataupun dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Dalam ilmu alam diterapkannya klasifikasi untuk pengelompokkan makluk hidup, ilmu sosiologi diterapkan klasifikasi untuk mengelompokkan  bagaimana perilaku sosial manusia mulai dari kesamaan secara umum hingga mengkhusus. Dengan begitu banyaknya kegiatan yang menggunakan klasifikasi, maka kita fokuskan klasifikasi pada klasifikasi pada pusat informasi dan perpustakaan .
Penerapan klasifikasi pada pusat informasi
Klasifikasi sangat diterapkan pada pusat informasi, hal ini terjadi karena begitu banyak informasi yang ada sehingga perlu adanya pengelompokkan dan pemilahan dalam informasi tersebut.  Informasi saat ini sangat penting untuk diketahui, bahkan saat ini kita harus melek akan informasi yang beredar saat ini. Dengan perkembangan zaman yang sangat pesat maka kita diharuskan memiliki begitu banyak informasi. Karena informasi sangat penting bagi kehidupan agar tidak ketinggalan berita – berita disekitar kita atau bahkan di dunia. Sehingga amat sangat penting jika kita selalu update dengan informasi – informasi yang baru.
Informasi merupakan sebuah data yang telah diproses atau diolah yang nantinya dipakai dalam meningkatkan pengetahuan seseorang yang dipakai sebagai dasar kajian dalam menentukan keputusan. Begitu berkembang pesatnya informasi membuat banyaknya oknum yang membuat berita – berita hoax yang saat ini banyak sekali beredar di media sosial.  Berita hoax yang semakin marak beredar di media sosial ataupun yang lainnya sudah semakin sangat meresahkan, dimana berita tersebut dapat menebarkan kebencian. Berbagai masalah mulai dari berita hoax hingga pemberitaan bersifat fitnah kerapkali bertebaran menghiasi media, baik bersifat mainstream ataupun abal-abal (Khalik, 2017). Dengan hal tersebut klasifikasi informasi sangat diperlukan di zaman sekarang ini, karena klasifikasi juga nantinya dapat menjaga kerahasiaan yang dimiliki suatu organisasi.
Klasifikasi yang diterapkan pada informasi dapat dibedakan dengan berbagai cara pengklasifikasian. Misalnya, menurut fungsi sistem (embedded IT System, dedicated IT system, dan general purpose IT system), menurut departemen atau perusahaan bisnis (sistem informasi akuntansi, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi, dll), menurut dukungan terhadap level manajemen dalam perusahana (sistem pemrosesan transaksi, sistem pendukung keputusan, san sistem informasi eksekutif), menurut ukuran dan menurut cara melayani permintaan (klien-server). ( Desy, 2011 )

Penerapan Klasifikasi pada Perpustakaan
Bermula dari kegiatan sehari – hari, klasifikasi menjadi sesuatu yang sangat penting. Klasifikasi sangat diperlukan dalam perpustakaan karena  klasifikasi dapat mempermudah  pustakawan maupun pengunjung dalam mencari buku ataupun menata buku. Ini jelas terjadi, karena jika  klasifikasi tidak diterapkan di perpustakaan maka buku – buku yang  berbeda  jenis akan dicampur adukkan sehingga membutuhakan waktu yang  cukup lama dalam mencari buku yang diinginkan. Terbukti dengan semakin berkembangnya perpustakaan yang  mengembangkan klasifikasi membuat para pengunjung perpustakaan semakin puas dalam mencari buku.
Informasi dan perpustakaan sangat erat kaitannya, karena dalam perpustakaan informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh pustakawan ataupun perpustakaan itu sendiri. Seseorang yang membutuhkan pengetahuan ataupun informasi akan keperpustakaan untuk mendapatkannya.Sehingga klasifikasi dalam informasi dan perpustakaan sangat penting dan perlu terus diterapkan.
Dalam kegiatan manusia, teknologi informasi menjadi suatu kegiatan yang sudah sangat biasa dilakukan. Seiring perkembangan zaman yang terjadi. Teknologi informasi merupakan teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi. Namun teknologi informasi juga dapat menimbulkan masalah  diantarannya hak cipta, perlindungan data, transborder data flow, dan pengangguran. Maka pengarsipan data dan teks merupakan tugas tradisional perpustakaan. Perpustakaan bertugas menyimpan kumulasi pengetahuan masyarakat sekitar. Disamping itu juga perpustakaan juga bertugas untuk mempersiapkan cantuman bibliografi dari dokumen berisi pengetahuan yang dihasilkan masyarakat (Sulistyo-Basuki, 1993 ).
Perpustakaan yang merupakan tempat untuk meminjam buku, file, data – data dan juga tempat untuk mencari informasi. Perpustakaan juga merupakan tempat untuk menyimpan karya tulis ataupun ilmu pengetahuan lainnya. Dengan hal ini, perpustakaan merupakan tempat yang sangat penting yang harus ada, karena perpustakaan merupakan tempat gudangnya ilmu pengetahuan. maka dari itu, sangat pentingnya dilakukan klasifikasi data- data yang ada di perpustakaan untuk mempermudahnya kegiatan di perpustakaan.
Penerapan klasifikasi pada perpustakaan dimulai dari hal yang sederhana, dimana saat itu masih dilakukan pengelompokkan buku – buku secara sederhana. Setelah itu barulah  terciptanya sistem DDC. DDC merupakan singkatan dari Dewey Decimal Classification. DDC merupakan klasifikasi ciptaan abad ke-19 yang dibuat atas prinsip taksonomis dan hirarkhis. DDC menduduki peringkat pertama yang paling banyak digunakan. DDC merupakan klasifikasi yang digunakan pada perpustakaan, bukan klasifikasi yang digunakan untuk ilmu pengetahuan lainnya (Sulistyo-Basuki, 1993 ).
Perkembangan klasifikasi yang begitu pesat membuat terjadi perubahan – perubahan yang ada pada klasifikasi. Ini membuat beberapa perbedaan yang terjadi pada klasifikasi tradisional dengan klasifikasi modern. Klasifikasi tradisonal cenderung untuk mendaftar ( to enumerate ) semua subjek dan subdivisi subjek serta menyatakan simbol bagi setiap subjek. Klasifikasi ini disebut klasifikasi enumeratif. Contohnya yaitu Library of Congress Classification. Sedangkan untuk klasifikasi modern menekankan pentingnya faset analisis dan sintesis, klasifikasi ini disebut klasifikasi berfaset. Contohnya yaitu Colon Classification atau klasifikasi analisi dan sintesis. (Sulistyo-Basuki, 1993 ).
Penggunaan DDC tidak sembarangan dapat digunakan oleh perpustakaan. Karena dalam DDC, perpustakaan harus mengikuti unsur – unsur yang berlaku dalam menggunakan DDC. Hal ini tentunya harus sangat diperhatikan dalam penggunaannya, agar nanti tidak mengalami kendala – kendala yang dapat menghambat dalam penggunaan DDC. Unsur – unsur yang harus dipenuhi dalam penggunaan DDC ( Noprianto, 2014 ) yaitu :
a.     Sistem pembagian ilmu pengetahuan yang dimasukkan dalam bagan harus mempunyai landasan prinsip-prinsip tertentu.
b.    Notasi, ini merupakan rangkaian simbol seperti angka dan harus mencerminkan istilah yang terdapat dalam bagan, pada  DDC ini dikenal dengan nomor kelas.
c.     Indeks relatif, rincian dari sejumlah tajuk yang disusun secara alfabetis.
d.    Tabel pembantu, menerang rangkaian notasi khusus untuk menyatakan aspek tertentu dalam subjek yang berbeda.
e.     Sistem klasifikasi juga perlu menyediakan kelas karya umum, seperti karya yang cakupannya begitu luas.
Sebagai sarana pengaturan pustaka dirak, klasifikasi memiliki 2 tujuan yaitu (a).  membantu pemakai mengidentikkan  dan melokalisasi sebuah dokumen berdasarkan nomor panggil, (b). mengelompokkan semua dokumen sejenis menjadi satu. Tujuan dari klasifikasi tersebut membutuhkan karakteristik tertentu untuk  mengumpulkan bahan pustaka menjadi satu. Misalnya pengelompokkan berdasarkan nama pengarang. (Sulistyo-Basuki, 1993 )
Klasifikasi yang diterapkan dalam perpustakaan  dan juga dalam hal informasi. Yang dengan kata lain klasifikasi dapat berfungsi ganda yaitu (a). sebagai gawai penyusun buku di rak, (b). sebagai sarana penyusun entri bibliografis dalam katalog tercetak, bibliografi, dan indeks dalam tata susunan sistematis. (Sulistyo-Basuki, 1993 ). Bibliografi merupakan Klasifikasi yang sudah diterapkan diperpustakaan ataupun pada informasi contohnya : Bibliogrfi Nasional Indonesia
Dalam perpustakaan klasifikasi bertujuan untuk (a) menghasilkan urutan dokumen yang bermanfaat bagi staf ataupun pemakai perpustakaan, (b) penepatan dokumen yang tepat, maksudnya ketika suatu dokumen/buku diambil, dan akan terjadi kekosongan didalam rak yang mengharuskan klasifikasi menyusun kembali, (c) Penyusunan mekanisme, maksudnya dimana pustakawan mampu menyisipkan dokumen baru diantara dokumen lama, (d) Tambahan dokumen baru, dimana pustakawan harus mengklasifikasi dokumen baru dengan menentukan lokasi yang tepat antara disisipkan diantara subjek yang telah ada ataupun membuat yang baru (Sulistyo-Basuki, 1993 ).  
Sehingga dalam dunia perpustakaan sangat diperlukannya klasifikasi yang nantinya sangat berguna untuk mempermudah kegiatan diperpustakaan. Hal tersebut membuktikan jika klasifikasi sangat penting dilakukan. Dengan melihat dari hal tersebut, bahwa klasifikasi berawal dari kegiatan sehari – hari manusia dalam mengelompokkan suatu benda atau yang lainnya sehingga dapat mempermudah kegiatannya yang terus  berkembang hingga diterapkan dalam instansi – instansi bahkan juga digunakan di perpustakaan.
Kesimpulan
            Klasifikasi yang bermula dari kegiatan sederhana manusia dalam kehidupan sehari – hari untuk mempermudah kegiatannya, lalu seiring perkembangannya klasifikasi dipakai dalam berbagai ilmu untuk mengklasifikasi materi – materi. Begitu juga klasifikasi sangat diterapkan dalam informasi karena melihat dari perkembangan informasi yang kian hari mangalami kemajuan yang sangat pesat. Klasifikasi yang diterapkan pada pusat informasi diharapkan dapat memilih informasi yang benar dan bukan merupakan informasi hoax. Karena informasi hoax ini dapat membuat terjadinya kebencian pada setiap manusia. Klasifikasi informasi juga dapat menjaga kerahasiaan pada setiap organisasa karena klasifikasi dapat mengelompokkan informasi yang dapat disebar luaskan ataupun yang tidak dapat disebarluaskan. Pentingnya informasi juga harus dimiliki oleh perpustakaan. Perpustakaan menerapkan klasifikasi dengan sistem DDC yang diciptakan oleh Melvil Dewey, yang saat ini DDC tersebut banyak digunakan oleh perpustakaan – perpustakaan diseluruh dunia. Dengan teknologi informasi, perpustakaan juga bertugas untuk menyimpan karya – karya dari masyarakat yang dalam penyimpanannya tersebut menggunakan cara klasifikasi. Maka dari itu, klasifikasi yang berada diperpustakaan yang dulunya berawal dari kegiatan sederhana manusia dalam sehari – hari dapat diterapkan pada pusat informasi dan perpustakaan yang manfaatnya sangat dapat dirasakan oleh manusia.
  
 Daftar Pustaka
     Noprianto, Eko.2014. Sejarah Klasifikasi. Diakses pada 11 Februari 2017. http://duniailmu111.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-klasifikasi.html

Khalik, Achmad . 2017 . Pemerintah Harus Sigap Hadapi Masalah Informasi Digital. Diakses pada 11 februari 2017. http://www.timlo.net/baca/68719703149/pemerintah-harus-sigap-hadapi-masalah-informasi-digital/


Sulistyo-Basuki .( 1993 ). Pengantar Ilmu Perpustakaan hal. 87 – 100, 393- 402, 419 – 421. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Drs. Upriyadi, SS, M.Hum. 2012. Pengertian Klasifikasi. Diakses pada 11 Februari 2017. http://ilmu-perpustakaan.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-klasifikasi.html
Ubay, 2016. 15 Pengertian Informasi Menurut Para Ahli Terlengkap. Diakses pada 10 Februari 2017. http://www.seputarpendidikan.com/2016/04/15-pengertian-informasi-menurut-para-ahli-terlengkap.html

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar