Sejarah dan Perkembangan Klasifikasi secara umum
“Perkembangan
Klasifikasi berawal dari kehidupan sehari- hari hingga dalam pusat informasi
dan perpustakaan”
Oleh :
Sayu
Putu Sri Artasari ( 1612311008 )
Abstrak
Tujuan dari tulisan
ini adalah untuk mengetahui bagaimana awal terciptanya klasifikasi yang saat
ini banyak digunakan dalam berbagai instansi maupun dalam kehidupan sederhana
sehari – hari. Dilihat dari begitu banyak manfaat yang dirasakan dengan adanya
klasifikasi ini. Perlu untuk kita ketahui bagaimana sejarah dan perkembangan
klasifikasi ini sehingga menjadi suatu hal yang sangat berguna dalam kehidupan
manusia. Perkembangan klasifikasi yang sangat pesat menjadi sesuatu yang unik
untuk dibahas. Dalam menganalisa ini, akan digunakan beberapa persepsi dari
beberapa pakar perpustakaan.
Kata kunci : klasifikasi, informasi, perpustakaan,
bibliografi, Dewey Decimal Classification.
Latar belakang
Manusia dalam
melakukan kegiatan akan berfikir terlebih dahulu, apa yang akan dilakukan dan
bagaimana manfaatnya nanti. Ketika manusia telah menemukan kegiatan yang
bermanfaat, kegiatan tersebut akan dilakukan secara terus menerus yang nantinya
mengalami peningkatan – peningkatan dan perubahan yang dapat dipakai dalam
berbagai kegiatan. Contohnya seperti kegiatan dalam pengelompokkan suatu barang
tertentu dimana misalnya barang yang berfungsi untuk kegiatan memasak akan di
taruh didapur, begitu juga dengan barang yang berfungsi untuk tidur akan
ditaruh pada tempat tidur. Hal ini tentunya berfungsi untuk mempermudahnya
dalam nantinya melakukan kegiatan. Sehingga manusia menempatkannya pada tempat
tertentu yang mengkhusus. Kegiatan seperti ini terus berlanjut karena dapat
membantu mempermudah manusia. Manusia bernalar, untuk dapat melakukan
penalaran, manusia harus memiliki kemampuan mengklasifikasi. Untuk membedakan
objek, manusia harus menvisualisasi atau mengamat- amati objek. Klasifikasi
membantu manusia menyusun pikiran dan kesan yang semula tidak teratur menjadi
teratur. (Sulistyo-Basuki, 1993 ). Klasifikasi atau pengelompokkan yang dimana
merupakan kegiatan yang tanpa disadari oleh manusia itu sendiri lalu berguna
dalam perpustakaan.
Klasifikasi itu
sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “ classis “. Klasifikasi adalah proses
pengelompokkan yang artinya mengumpulkan benda / entitas yang sama serta
memisahkan benda / entitas yang tidak sama. (Sulistyo-Basuki, 1993 ). Secara
umum dapat dilihat jika klasifikasi merupakan kegiatan dalam penataan dan
penggolongan suatu benda sesuai dengan
tata urutan sistematis. Klasifikasi sangat erat berhubungan dalam kehidupan
sehari – hari ini. Klasifikasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia
yang dapat berdampak baik pada kehidupan manusia. Klasifikasi dapat memberikan keteraturan berfikir pada
manusia dalam menyusun berbagai macam barang, file, atau sebagainya yang dapat
menciptakan keteraturan. Saat ini sebagian besar manusia tidak menyadari jika
dalam kehidupan sehari – hari sering melakukan kegiatan klasifikasi. Yang
dimana klasifikasi sebenarnya dapat mempermudah kegiatan – kegiatan tertentu
yang dilakukan manusia. Klasifikasi merupakan usaha pengelompokkan benda sesuai
dengan kesamaan ciri – cirinya. Hal ini sudah pasti sering dilakukan manusia
dalam kehidupan sehari – hari tanpa disadari. Secara umum klasifikasi
bermanfaat dalam kehidupan manusia. Dalam hal menata suatu pengetahuan menjadi
berurutan sesuai dengan tata urutan sistematis merupakan bentuk dari
klasifikasi.
Klasifikasi banyak
diterapkan dalam berbagai kegiatan manusia. Dalam dunia perpustakaan
klasifikasi diterapkan pada pusat informasi dan perpustakaan, yang diberi
definisi sebagai penyusunan sistematik terhadap buku dan bahan pustaka lain
atau catalog atau entri indeks berdasarkan subjek, dalam cara paling berguna
bagi mereka yang membaca atau mencari buku. (Sulistyo-Basuki, 1993 ) . klasifikasi
sangat berguna bagi segala kegiatan manusia mulai dari yang terkecil hingga
kegiatan yang besar. Misalnya dalam rumah tangga pasti seseorang akan melakukan
klasifikasi terhadap barang – barang yang berada dirumah yang ditempatkan
sesuai jenis dan fungsinya.
Perkembangan Klasifikasi
Klasifikasi yang kita
tahu saat ini adalah bentuk kegiatan pengelompokkan yang dilakukan oleh manusia
untuk untuk membedakan barang – barang atau makhluk hidup yang berbeda jenis,
fungsi, dan sebagianya untuk dikelompokkan kedalam satu wadah yang nanti
berguna untuk mempermudah dalam pencarian benda – benda ataupun yang lainnya.
Klasifikasi yang kita
tahu sekarang, telah ada pada 2000 tahun yang lalu. Klasifikasi ini dilakukan
oleh Aristoteles seorang ilmuan Yunani. Aristoteles pada zaman itu melakukan
klasifikasi terhadap makhluk hidup yaitu tumbuhan dan hewan. Aristoteles
mengatakan bahwa
tumbuhan itu memiliki banyak klorofil dan tidak bisa perpindah tempat sedangkan
hewan tidak memiliki klorofil tapi mampu berpindah tempat.
Dengan kegiatan yang dilakukan oleh Aristoteles tersebut,
lalu seorang ilmuan perpustakaan yang bernama
Melvil Dewey. Beliau menerbitkan
klasifikasi persepuluhan dewey (DDC) pada tahun 1876 dengan judul “A
Classification and subject indecks for a library”. Pada saat itu, DDC yang
diterbitkan oleh Melvil Dewey masih sederhana hanya berjumlah 42 halaman, 12
hlm bagian pendahuluan, 12 hlm bagian bagan, dan 18 hlm indeks. ( Noprianto,
2014 )
Pengertian
klasifikasi sendiri, terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang
menyatakan bahwa, klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau
golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Penyusunan biasa
dilakukan oleh manusia dalam kegiatannya melakukan pengelompokkan yang nantinya
memberikannya kemudahan dalam melakukan
kegiatan. Penyusunan bersistem biasanya sering
diterapkan pada instansi – instansi yang
bertujuan untuk mempermudahnya dalam menyimpan ataupun mencari suatu berkas – berkas maupun file – file yang
diperlukan dengan cepat.
Dalam pemahaman tentang klasifikasi beberapa
pakar juga memberikan pendapatnya seperti :
1.
Menurut
Harrolds Librarians Glossary menyebutkan bahwa
klasifikasi adalah pengelompokkan benda secara logis menurut ciri-ciri
kesamaannya.
2.
Menurut Sulistyo Basuki,
Klasifikasi adalah proses pengelompokkan/pengumpulan benda atau entitas yang
sama, serta memisahkan benda atas entitas yang tidak sama.
Sehingga jika kita
lihat bahwa klasifikasi merupakan kegiatan pengelompokkan
benda yang memiliki ciri- ciri yang sama dan memisahkan yang tidak sama. Klasifikasi
yang berawal dari kegiatan kehidupan
sehari – hari manusia hingga digunakan
dalam berbagai kegiatan perusahaan ataupun yang lainnya.
Ketika klasifikasi mulai berkembang, maka barulah seseorang
menciptakan DDC ( Dewey Decimal Classification ) pertama kali yang diterbitkan
oleh Melvil Dewey, DDC tersebut terus berkembang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan. Sampai sekarang telah banyak dilakukan penambahan subjek-subjek
baru, perluasan notasi, perubahan lokasi karena selalu adanya perkembangan
subjek. Tercatat bahwa 135 negara telah menggunakan DDC ini, dan telah
diterjemahkan melebihi dari 30 bahasa dan juga telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia. Berikutnya pada tahun 1894 DDC kembali menerbitkan edisi
baru, kali ini dalam edisi ringkas dan telah sampai pada edisi ke 12 pada tahun
1989. Edisi ringkas ini diterbitkan untuk perpustakaan yang koleksinya
bersklala kecil, perpustakaan yang jumlah koleksinya masih dibawah 20.000
judul. ( Noprianto, 2014 )
Klasifikasi juga
diterapkan diberbagi ilmu pengetahuan
ataupun dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Dalam ilmu alam
diterapkannya klasifikasi untuk pengelompokkan makluk hidup, ilmu sosiologi
diterapkan klasifikasi untuk mengelompokkan
bagaimana perilaku sosial manusia mulai dari kesamaan secara umum hingga
mengkhusus. Dengan begitu banyaknya kegiatan yang menggunakan klasifikasi, maka
kita fokuskan klasifikasi pada klasifikasi pada pusat informasi dan
perpustakaan .
Penerapan klasifikasi
pada pusat informasi
Klasifikasi sangat
diterapkan pada pusat informasi, hal ini terjadi karena begitu banyak informasi
yang ada sehingga perlu adanya pengelompokkan dan pemilahan dalam informasi
tersebut. Informasi saat ini sangat
penting untuk diketahui, bahkan saat ini kita harus melek akan informasi yang
beredar saat ini. Dengan perkembangan zaman yang sangat pesat maka kita
diharuskan memiliki begitu banyak informasi. Karena informasi sangat penting
bagi kehidupan agar tidak ketinggalan berita – berita disekitar kita atau
bahkan di dunia. Sehingga amat sangat penting jika kita selalu update dengan
informasi – informasi yang baru.
Informasi merupakan
sebuah data yang telah diproses atau diolah yang nantinya dipakai dalam
meningkatkan pengetahuan seseorang yang dipakai sebagai dasar kajian dalam
menentukan keputusan. Begitu berkembang pesatnya informasi membuat banyaknya
oknum yang membuat berita – berita hoax yang saat ini banyak sekali beredar di
media sosial. Berita hoax yang semakin
marak beredar di media sosial ataupun yang lainnya sudah semakin sangat
meresahkan, dimana berita tersebut dapat menebarkan kebencian. Berbagai masalah
mulai dari berita hoax hingga pemberitaan bersifat fitnah kerapkali bertebaran
menghiasi media, baik bersifat mainstream ataupun abal-abal (Khalik,
2017). Dengan
hal tersebut klasifikasi informasi sangat diperlukan di zaman sekarang ini,
karena klasifikasi juga nantinya dapat menjaga kerahasiaan yang dimiliki suatu
organisasi.
Klasifikasi yang
diterapkan pada informasi dapat dibedakan
dengan berbagai cara pengklasifikasian. Misalnya, menurut fungsi sistem
(embedded IT System, dedicated IT system, dan general purpose IT system),
menurut departemen atau perusahaan bisnis (sistem informasi akuntansi, sistem
informasi pemasaran, sistem informasi produksi, dll), menurut dukungan terhadap
level manajemen dalam perusahana (sistem pemrosesan transaksi, sistem pendukung
keputusan, san sistem informasi eksekutif), menurut ukuran dan menurut cara
melayani permintaan (klien-server). ( Desy, 2011 )
Penerapan Klasifikasi
pada Perpustakaan
Bermula dari kegiatan
sehari – hari, klasifikasi menjadi sesuatu yang sangat penting. Klasifikasi
sangat diperlukan dalam perpustakaan karena
klasifikasi dapat mempermudah
pustakawan maupun pengunjung dalam mencari buku ataupun menata buku. Ini
jelas terjadi, karena jika klasifikasi
tidak diterapkan di perpustakaan maka buku – buku yang berbeda
jenis akan dicampur adukkan sehingga membutuhakan waktu yang cukup lama dalam mencari buku yang
diinginkan. Terbukti dengan semakin berkembangnya perpustakaan yang mengembangkan klasifikasi membuat para
pengunjung perpustakaan semakin puas dalam mencari buku.
Informasi dan
perpustakaan sangat erat kaitannya, karena dalam perpustakaan informasi
merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh pustakawan ataupun
perpustakaan itu sendiri. Seseorang yang membutuhkan pengetahuan ataupun informasi
akan keperpustakaan untuk mendapatkannya.Sehingga klasifikasi dalam informasi
dan perpustakaan sangat penting dan perlu terus diterapkan.
Dalam kegiatan
manusia, teknologi informasi menjadi suatu kegiatan yang sudah sangat biasa
dilakukan. Seiring perkembangan zaman yang terjadi. Teknologi informasi
merupakan teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah,
serta menyebarkan informasi. Namun teknologi informasi juga dapat menimbulkan
masalah diantarannya hak cipta,
perlindungan data, transborder data flow, dan pengangguran. Maka pengarsipan
data dan teks merupakan tugas tradisional perpustakaan. Perpustakaan bertugas
menyimpan kumulasi pengetahuan masyarakat sekitar. Disamping itu juga
perpustakaan juga bertugas untuk mempersiapkan cantuman bibliografi dari
dokumen berisi pengetahuan yang dihasilkan masyarakat (Sulistyo-Basuki, 1993 ).
Perpustakaan yang merupakan tempat untuk meminjam buku,
file, data – data dan juga tempat untuk mencari informasi. Perpustakaan juga
merupakan tempat untuk menyimpan karya tulis ataupun ilmu pengetahuan lainnya.
Dengan hal ini, perpustakaan merupakan tempat yang sangat penting yang harus
ada, karena perpustakaan merupakan tempat gudangnya ilmu pengetahuan. maka dari
itu, sangat pentingnya dilakukan klasifikasi data- data yang ada di
perpustakaan untuk mempermudahnya kegiatan di perpustakaan.
Penerapan klasifikasi pada perpustakaan dimulai dari hal
yang sederhana, dimana saat itu masih dilakukan pengelompokkan buku – buku
secara sederhana. Setelah itu barulah
terciptanya sistem DDC. DDC merupakan singkatan dari Dewey Decimal
Classification. DDC merupakan klasifikasi ciptaan abad ke-19 yang dibuat atas
prinsip taksonomis dan hirarkhis. DDC menduduki peringkat pertama yang paling
banyak digunakan. DDC merupakan klasifikasi yang digunakan pada perpustakaan,
bukan klasifikasi yang digunakan untuk ilmu pengetahuan lainnya (Sulistyo-Basuki,
1993 ).
Perkembangan klasifikasi yang begitu pesat membuat terjadi
perubahan – perubahan yang ada pada klasifikasi. Ini membuat beberapa perbedaan
yang terjadi pada klasifikasi tradisional dengan klasifikasi modern.
Klasifikasi tradisonal cenderung untuk mendaftar ( to enumerate ) semua subjek
dan subdivisi subjek serta menyatakan simbol bagi setiap subjek. Klasifikasi
ini disebut klasifikasi enumeratif. Contohnya yaitu Library of Congress Classification.
Sedangkan untuk klasifikasi modern menekankan pentingnya faset analisis dan
sintesis, klasifikasi ini disebut klasifikasi berfaset. Contohnya yaitu Colon Classification
atau klasifikasi analisi dan sintesis. (Sulistyo-Basuki, 1993 ).
Penggunaan DDC tidak sembarangan dapat digunakan oleh
perpustakaan. Karena dalam DDC, perpustakaan harus mengikuti unsur – unsur yang
berlaku dalam menggunakan DDC. Hal ini tentunya harus sangat diperhatikan dalam
penggunaannya, agar nanti tidak mengalami kendala – kendala yang dapat
menghambat dalam penggunaan DDC. Unsur – unsur yang harus dipenuhi dalam
penggunaan DDC ( Noprianto, 2014 ) yaitu :
a. Sistem pembagian ilmu pengetahuan
yang dimasukkan dalam bagan harus mempunyai landasan prinsip-prinsip tertentu.
b. Notasi, ini merupakan rangkaian
simbol seperti angka dan harus mencerminkan istilah yang terdapat dalam bagan,
pada DDC ini dikenal dengan nomor kelas.
c. Indeks relatif, rincian dari
sejumlah tajuk yang disusun secara alfabetis.
d. Tabel pembantu, menerang rangkaian
notasi khusus untuk menyatakan aspek tertentu dalam subjek yang berbeda.
e. Sistem klasifikasi juga perlu
menyediakan kelas karya umum, seperti karya yang cakupannya begitu luas.
Sebagai sarana
pengaturan pustaka dirak, klasifikasi memiliki 2 tujuan yaitu (a). membantu pemakai mengidentikkan dan melokalisasi sebuah dokumen berdasarkan
nomor panggil, (b). mengelompokkan semua dokumen sejenis menjadi satu. Tujuan
dari klasifikasi tersebut membutuhkan karakteristik tertentu untuk mengumpulkan bahan pustaka menjadi satu.
Misalnya pengelompokkan berdasarkan nama pengarang. (Sulistyo-Basuki, 1993 )
Klasifikasi yang
diterapkan dalam perpustakaan dan juga
dalam hal informasi. Yang dengan kata lain klasifikasi dapat berfungsi ganda
yaitu (a). sebagai gawai penyusun buku di rak, (b). sebagai sarana penyusun
entri bibliografis dalam katalog tercetak, bibliografi, dan indeks dalam tata
susunan sistematis. (Sulistyo-Basuki, 1993 ). Bibliografi merupakan Klasifikasi
yang sudah diterapkan diperpustakaan ataupun pada informasi contohnya : Bibliogrfi Nasional Indonesia
Dalam perpustakaan
klasifikasi bertujuan untuk (a) menghasilkan urutan dokumen yang bermanfaat
bagi staf ataupun pemakai perpustakaan, (b) penepatan dokumen yang tepat,
maksudnya ketika suatu dokumen/buku diambil, dan akan terjadi kekosongan
didalam rak yang mengharuskan klasifikasi menyusun kembali, (c) Penyusunan
mekanisme, maksudnya dimana pustakawan mampu menyisipkan dokumen baru diantara
dokumen lama, (d) Tambahan dokumen baru, dimana pustakawan harus
mengklasifikasi dokumen baru dengan menentukan lokasi yang tepat antara
disisipkan diantara subjek yang telah ada ataupun membuat yang baru (Sulistyo-Basuki,
1993 ).
Sehingga dalam dunia
perpustakaan sangat diperlukannya klasifikasi yang nantinya sangat berguna
untuk mempermudah kegiatan diperpustakaan. Hal tersebut membuktikan jika
klasifikasi sangat penting dilakukan. Dengan melihat dari hal tersebut, bahwa
klasifikasi berawal dari kegiatan sehari – hari manusia dalam mengelompokkan
suatu benda atau yang lainnya sehingga dapat mempermudah kegiatannya yang
terus berkembang hingga diterapkan dalam
instansi – instansi bahkan juga digunakan di perpustakaan.
Kesimpulan
Klasifikasi
yang bermula dari kegiatan sederhana manusia dalam kehidupan sehari – hari
untuk mempermudah kegiatannya, lalu seiring perkembangannya klasifikasi dipakai
dalam berbagai ilmu untuk mengklasifikasi materi – materi. Begitu juga
klasifikasi sangat diterapkan dalam informasi karena melihat dari perkembangan
informasi yang kian hari mangalami kemajuan yang sangat pesat. Klasifikasi yang
diterapkan pada pusat informasi diharapkan dapat memilih informasi yang benar
dan bukan merupakan informasi hoax. Karena informasi hoax ini dapat membuat
terjadinya kebencian pada setiap manusia. Klasifikasi informasi juga dapat
menjaga kerahasiaan pada setiap organisasa karena klasifikasi dapat
mengelompokkan informasi yang dapat disebar luaskan ataupun yang tidak dapat
disebarluaskan. Pentingnya informasi juga harus dimiliki oleh perpustakaan.
Perpustakaan menerapkan klasifikasi dengan sistem DDC yang diciptakan oleh
Melvil Dewey, yang saat ini DDC tersebut banyak digunakan oleh perpustakaan –
perpustakaan diseluruh dunia. Dengan teknologi informasi, perpustakaan juga
bertugas untuk menyimpan karya – karya dari masyarakat yang dalam
penyimpanannya tersebut menggunakan cara klasifikasi. Maka dari itu,
klasifikasi yang berada diperpustakaan yang dulunya berawal dari kegiatan
sederhana manusia dalam sehari – hari dapat diterapkan pada pusat informasi dan
perpustakaan yang manfaatnya sangat dapat dirasakan oleh manusia.
Daftar Pustaka
Noprianto, Eko.2014. Sejarah
Klasifikasi. Diakses pada 11 Februari 2017. http://duniailmu111.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-klasifikasi.html
Khalik, Achmad . 2017 . Pemerintah Harus Sigap Hadapi Masalah Informasi Digital. Diakses pada 11 februari 2017. http://www.timlo.net/baca/68719703149/pemerintah-harus-sigap-hadapi-masalah-informasi-digital/
Sulistyo-Basuki .( 1993 ). Pengantar
Ilmu Perpustakaan hal. 87 – 100, 393- 402, 419 – 421. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Drs. Upriyadi, SS, M.Hum. 2012. Pengertian Klasifikasi. Diakses pada 11 Februari 2017. http://ilmu-perpustakaan.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-klasifikasi.html
Ubay, 2016. 15 Pengertian
Informasi Menurut Para Ahli Terlengkap. Diakses pada 10 Februari 2017. http://www.seputarpendidikan.com/2016/04/15-pengertian-informasi-menurut-para-ahli-terlengkap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar